Jumat, 14 Juni 2019


DOA   DALAM ACARA KENAIKAN KELAS DAN PELEPASAN SISWA KELAS 6 dan 9
OM AWIGNAM ASTU NAMOSIDHAM
OM ANUGRAHA MANOHAREM DEWA DATA NUGRAHAKAM
HYARCANAM SARWA PUJANAM ,NAMA SARWA NUGRAHAKAM
OM DIRGAYAHU NIRWIGENAM SUKA WERDHI NUGRAHAKAM
OM HYANG WIDHI MAHA KUASA
                SEMBAH BAKTI DAN PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN KEHADAPAN HYANG WIDHI ,KARENA ATAS WARA KERTA NUGRAHANYA ,PADA HARI YANG BERBAHAGIA INI YAITU JUMAT  15 JUNI 2019 ,KAMI MELAKSANAKAN  SEBUAH ACARA YANG SANGAT SEDERHANA YAKNI  ACARA KENAIKAN KELAS DAN PELEPASAN SISWA KELAS 6.
                OM HYANG WIDHI YANG MAHA PEMURAH ,KAMI MENYADARI BAHWA TIADA SESUATU YANG DAPAT KAMI KERJAKAN DENGAN BAIK  DAN BENAR TANPA   BIMBINGANMU,DEMIKIAN PULA TAK SATUPUN   YANG BERANI MENENTANG KEHENDAKMU ,KARENA ITU SEMUA ADALAH KEKUASAANMU,OLEH KARENA ITU TERIMALAH KEHADIRAN KAMI ,DENGAN SIFATMU YANG MAHA PENGASIH  DAN PENYAYANG , MELALUI  PANCARAN  SINAR SUCIMU YANG CEMERLANG,LAPANGKANLAH DADA KAMI,KARENA  PADA HARI INI ,KAMI MENYELENGGARAKAN  ACARA KENAIKAN KELAS  DAN PELEPASAN SISWA KELAS  6  TAHUN PELAJARAN   2018/2019.
                OM HYANG WIDHI YANG MAHA BIJAKSANA ,SAAT INI  PEMERINTAH SEDANG MEMBANGUN ,BIMBINGLAH PEMIMPIN – PEMIMPIN  KAMI , DALAM MENJALANKAN BAHTERA NEGERI INI MENUJU CITA –CITA YANBG DIDAMBAKAN ,JAUHKANLAH DARI  PERPECAHAN ,GANGGUAN ,BENCANA  DAN MALA  PETAKA,MUDAHKANLAH  SEGALA  URUSAN KAMI ,TUNTUTLAH  KAMI  KE JALAN  YANG BENAR ,UNTUK MENUJU KEHIDUPAN YANG JAGATHITA YA CA ITI DHARMA.
                OM HYANG WIDHI YANG MAHA PPENGAMPUN ,ATAS SEGALA ANUGERAH YANG DILIMAHKAN KEPADA KAMI ,HANYALAH PUJI SYUKUR YANG DAPAT KAMI PERSEMBHAKAN ,KAMI SADAR BAHWA KAMI ADALAH MANUSIA LEMAH    DAN TERBATAS . SUDAH TENTU TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN DAN KEKURANGAN   KAMI  , SEMOGA HYANG  WIDHI  MENGABULKAN  DOA DAN PERMOHONAN KAMI
OM  ANOBADRAH  KRATAWO YANTUWISWATAH
OM SHANTI SHANTI SHANTI OM



NAMA                  : SANG NYOMAN BANGBANG KUSUMA JAYA
NIM                       : 834786947
TUGAS PERSEPEKTIF
1.       Sebutkan  minimal lima pertanyaan yang perlu diajukan oleh guru dalam mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari bahan ajar yang akan digunakan!
2.       Sebutkan  komponen –komponen yang harus dimuat dalam lembar kerja  sisswa (LKS) yang lengkap  dan uraikan pandangan saudara  kenapa LKS harus  mengandung komponen-komponen tersebut!
3.       Jelaskan Upaya yang mesti dilakukan oleh guru  untuk meningkatkan  kualitas  pembelajaran  yang menjadi tanggung jawabnya!
4.       Uraikan pendapat saudara , Mengapa untuk menjadi kepala sekolah  dipersyaratkan harus pernah menjadi guru?
5.       Jelaskan pendapat saudara bagaimana hubungan antara sarana prasarana pendidikan  di sekolah dengan guru dan kepala sekolah
  Jawaban
1.       Lima pertanyaan yang perlu diajukan oleh guru dalam mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari bahan ajar yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
a.       Apakah bahan ajar tersebut mengandung  komponen-komponen bahan ajar?
b.      Apakah materi  yang disajikan  sesuai dengan  kurikulum?
c.       Apakah  cakupan  materi yang disajikan  sesuai dengan  tujuan yang diharapkan  dikuasai siswa?
d.      Apakah bahasa yang digunakan  sesuai  dengan tingkat perkembangan  bahasa siswa?
e.      Apakah terdapat konsep yang slah
2.       Komponen –komponen yang harus dimuat dalam lembar kerja  sisswa (LKS) yang lengkap  dan uraikan pandangan saudara  kenapa LKS harus  mengandung komponen-komponen tersebut. Komponen-komponen  dari  LKS sebagai berikut:
a.       Identitas  ( Mata pelajaran,kelas, semester, sekolah, topic  dan waktu )
b.      Tujuan  ( target yang kita ingin capai dalam pemberian LKS)
c.       Materi / sumber  adalah bahan –bahan yang diperlukan
d.      Cara Kerja adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai target.
e.      Hasil yang diharapkan  merupakan laporan hasil percabaan yang dilakukan dengan menggunakan format.
f.        Upaya yang mesti dilakukan oleh guru  untuk meningkatkan  kualitas  pembelajaran  yang menjadi tanggung jawabnya
3.       Upaya yang mesti dilakukan oleh guru  untuk meningkatkan  kualitas  pembelajaran  yang menjadi tanggung jawabnya
a.      Guru Harus Menguasai Psikologi Pendikan Dan Anak
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Sedangkan perkembangan siswa ditinjau dari rentang usia SD/MI, sampai dengan SLTA/MA.. Umumnya para ahli perkembangan melihat dari segi aspek perkembangan setiap masa itu mencakup perkembangan; fisik, kognitif (terutama ini), emosi, sosial, moral dan kepribadian.
Mengingat bahwa belajar juga sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kestabilan psikolgis anak maka guru harus menguasai tentang psikologi pendidikan dan psiklologi anak, agar dalam proses pembelajaran dapat menyesuakan dengan perkembangan anak di kelasnya.
b.      Guru Harus Menguasai Model-Model Pembelajaran
Proses pembelajaran sangat kompleks. Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru. Oleh karena itu guru harus menguasai model-model pembelajaran.
c.       Guru Harus Menguasai Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan serta minat peserta (siswa) sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang diharapkan. Manfaat media menurut  Kemp dan Dayton: 1985 ádalah
1.      Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2.      Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.      Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.      Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5.      Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6.      Proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
7.      Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8.      Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Sedangkan manfaat praktis media pembelajaran adalah:
1.      Materi abstrak menjadi lebih konkrit
2.      Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
3.      Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
4.      Dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
5.      Memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa
Mengingat sangat bermanfaatnya media pembelajaran, maka guru harus menguasai berbagai media pembelajaran serta selalu mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas
d.      Guru harus menguasai Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.   Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.  Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.   Sedangkan fungsi bahan ajar diantaranya adalah sebagai  pedoman bagi Guru, pedoman bagi Siswa, dan sebagai alat evaluasi. Dengan diberlakukannya KTSP maka besar kemungkinan indicator capaian pembelajaran tiap sekolah akan berbeda, oleh karena itu diperlukan kemampuan guru untuk memilih/membuat bahan ajar yang sesuai dan dapat dipergunakan di sekolahnya masing-masing.
4.      Untuk menjadi kepala sekolah  dipersyaratkan harus pernah menjadi guru.
Karena seorang  guru sudah  dan  pasti memahami  dan mempelajari hal-hal sebagai berikut :
a.       Guru sudah dan pasti memahami filosofi pendidikan.
b.      Guru sudah  memahami psikologi anak sesuai dengan jenjang pendidikan untuk SD, SMP, dan SMA. Sehingga, pendekatan yang dilakukan sesuai dengan usia mereka dan tidak keliru.
c.       Guru sudah menguasai interdependensi mata pelajaran antara yang satu dengan yang lain.Contoh  "Dia harus memahami antara pelajaran geografi memiliki keterkaitan dengan pelajaran sosiologi," 
d.      Guru sudah  mengetahui  tata cara birokrasi pemerintah dalam hal ini kenaikan pangkat. Kelima, mereka dapat memahami manajemen pendidikan.

5.       Hubungan antara sarana prasarana pendidikan  di sekolah dengan guru dan kepala sekolah
Keberhasilan proses belajar-mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2007:1). Sarana dan prasarana pendidikan merupakan fasilitas utama yang dirasakan baik secara langsung maupun secara tidak langsung oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud sarana adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana adalah seperangkat perlengkapan yang digunakan secara tidak langsung untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Pihak sekolah   hendaknya mengusahakan keberadaan sarana dan prasarana sekolah yang berkualitas sesuai dengan standar sarana dan prasarana dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan) agar fungsi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Sekolah harus mempertimbangkan secara seksama dalam melengkapi sarana dan prasarana sekolah dengan tujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar.
Bagi Kepala Sekolah , perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana sekolah sebaiknya dikembangkan secara terus menerus. Dengan menyesuaikan perkembangan perubahan yang terjadi di dunia pendidikan serta penyempurnaan konsep sekolah dalam konteks sekolah  yang lebih mendalam; Bagi Guru di Sekolah , diharapkan guru  dengan segera meningkatkan wawasan, kemampuan dan selalu berinovasi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah khususnya pada penggunaan sumber belajar alamiah  dan buatan sendiri  yang terkait dengan pembelajaran sekolah;
Bagi eserta didik, guru maupun tenaga kependidikan, memiliki hak dan kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan sarana dan prasarana sekolah yang tersedia sehingga mampu menunjang proses pendidikan di sekolah. Kelengkapan dan ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik, maka diperlukan keaktifan dari penggunanya. Pengguna aktif dalam hal ini adalah guru, karena guru merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan




SOLUSI MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Bagaimana meningkatkan profesionalisme guru dari faktor internal khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya?. Berikut ini beberapa alternatif yang mungkin dapat dilakukan oleh rekan-rekan guru.
Guru Harus Menguasai Psikologi Pendikan Dan Anak
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Sedangkan perkembangan siswa ditinjau dari rentang usia SD/MI, sampai dengan SLTA/MA.. Umumnya para ahli perkembangan melihat dari segi aspek perkembangan setiap masa itu mencakup perkembangan; fisik, kognitif (terutama ini), emosi, sosial, moral dan kepribadian.
Pengaruh dari sistem/ aliran psikologi mulai berkurang pada 1930 dan beralih ke teori psikologi,sebab penelitian psikologi terfokus pada masalah proses sentral psikologi, seperti belajar, motivasi, dll. Teori-teori belajar komprehensif menjadi kekuatan baru yang dominan dalam psikologi karena:
  1. Psikologi mengutamakan penelitian dan percobaan-percobaan
  2. Tekanan studi psikologi menggunakan observasi perilaku
  3. Tekanan kepada pentingnya proses belajar
  4. Analisis S -R dalam studi perilaku
  5. Penelitian mengenai belajar merupakan upaya ilmu dasar  bukan sekedar ilmu terapan
Edwin Guthrie: menyatakan bahwa contiguity antara S -R ada dalam proses belajar. Reinforcement merubah kondisi stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah respon lain yang tidak diharapkan. Edward Tolman menyaatakan bahwa : teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. B.F Skinner : operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement. Donald Hebb: physiological learning, bahwa didalam belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps, yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. Sedangkan Jean Piaget berpendapat tentang : teori belajar kognitif, menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual organisma. Mengingat bahwa belajar juga sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kestabilan psikolgis anak maka guru harus menguasai tentang psikologi pendidikan dan psiklologi anak, agar dalam proses pembelajaran dapat menyesuakan dengan perkembangan anak di kelasnya.
Guru Harus Menguasai Model-Model Pembelajaran
Apakah Belajar dan Pembelajaran ? Pembelajaran = “instruction”
“…the interaction between a teaching agent and one or more individuals intending to learn” Johnson dalam Oliva (1988:10) “…proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (UU 20/2003 ttg Sisdiknas, Pasal.1 butir 20).
Dalam proses pembelajaran guru harus melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Apa makna pembelajaran yang mendidik dan dialogis? Mendidik adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, membangun peradaban yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal. 3 UU No. 20 tahun 2003 Ttg Sisdiknas). Dialogis adalah interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk berpatisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ( Pasal 19 ayat  (1) PP No. 19 tahun 2005 ttg SNP). Proses pembelajaran sangat kompleks. Kompleksitas setting belajar dalam pembelajaran dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

                                   

Learning, yang berarti belajar atau pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ( KTSP). Konstruktivis adalah salah satu dasar pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, seperti munculnya berbagai pendekatan pembelajaran (CTL. PMRI, PAKEM, Lifeskill) dan lain-lain. Adapun pengembangan pendekatan pembelajaran akan lebih bermakna apabila di barengi / dikombinasikan dengan model pembelajaran maupun metode pembelajaran.
Guru yang profesional selalu berfikir bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, dalam mengembangkan strategi pembelajaran,  menyesuaikan dengan karakteristik maupun lingkungan belajar siswa. Misalnya siswa sehabis olahraga ataui jam terakhir, guru matematika diharapkan tidak menggunakan model pembelajaran langsung atau metode ceramah dan tanya jawab. siswa yang lelah akan sulit menerima materi melalui metode ceramah dan tanyajawab. Akan lebih tepat kalau guru matematika menggunakan model kooperatif.
Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru. Oleh karena itu guru harus menguasai model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran tersebut menurut Joyce,B.,Weil,M.(1980), dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
  1. Rumpun model-model pengolahan informasi – Prinsip-prinsip model pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol.  Contoh model ini diantaranya adalah : berpikir induktif, Latihan inkuiri, Pembentukan konsep.
  2. Rumpun model-model pribadi/individual – Prinsip-prinsip model pribadi/individual menekankan pada pengembangan pribadi, menekankan proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, manusia pembuat makna, perhatian pada kehidupan emosional, membantu individu dalam pengembangan hubungan produktif dengan lingkungan, membantu individu untuk melihat dirinya sendiri. Contoh model ini diantaranya adalah : Pengajaran .non direktif, Latihan Kesadaran, Sinektik, System Konseptual, Pertemuan kelas.
  3. Rumpun model-model interaksi sosial – Prinsip-prinsip model Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan masyarakat, fokus pada proses, di mana realitas adalah negosiasi sosial, prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, demokratis, produktif. Contoh model ini diantaranya adalah : Kerja Kelompok (investigation group), Inkuiri Sosial, Jurisprudental, Role playing, simulasi social.
  4. Rumpun model-model perilaku – Prinsip-prinsip model perilaku didasarkan pada teori perilaku, mementingkan penciptaan lingkungan belajar. Contoh model ini diantaranya adalah : Contingency Management (manajemen dari akibat/hasil perlakuan), Self Control, Stress Reduction (pengurangan stres), Assertive Training (Latihan berekspresi), Desensititation, Direct training.

Selain Model-model tersebut ada pula model-model pembelajaran efektif seperti : examples nonexamples, picture and picture, numbered heads together, cooperative script, kepala bernomor struktur, student teams- achievement divisions (STAD),jigsaw, problem based introduction (PBI), artikulasi, mind mapping, make- a match, think pair and share, role playing, group investigation, talking stick, bertukar pasangan, snowball throwing, student  facilitator and explaining, course review horay, demonstration, explicit instruction dan lain lain. Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang harus selalu digali oleh guru agar dalam melaksanakan tugasnya menjadi guru yang profesional dan dalam pembelajaran selalu inovatif dan menyenangkan.
Guru Harus Menguasai Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan serta minat peserta (siswa) sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang diharapkan. Manfaat media menurut  Kemp dan Dayton: 1985 ádalah:
  1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
  3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
  4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
  5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
  6. Proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
  7. Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
  8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Sedangkan manfaat praktis media pembelajaran adalah:
  1. Materi abstrak menjadi lebih konkrit
  2. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
  3. Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
  4. Dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
  5. Memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa

Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :
  1. Menghilangkan salah tafsir
  2. Menghindarkan kebosanan
  3. Menarik perhatian dan minat
  4. Mengatasi keterbatasan objek
  5. Memperlancar proses pembelajaran

Adapun jenis-jenis media diantaranya adala :
  1. Media grafis
  2. Media Audio
  3. Media proyeksi diam
  4. Media proyeksi gerak dan audio visual
  5. Multi media
  6. Benda
  7. Alam terbuka
Sedangkan menurut Rudy Bretz :1971, jenis media dibagi menjadi 3 unsur pokok  yaitu suara, visual dan gerak. Sementara itu karakteristik media dibagi menjadi 2 bagian yaitu media yang tidak diproyeksikan seperti media realita, model dan media grafis, dan media yang diproyeksikan seperti media proyeksi, media audio dan media video.
Mengingat sangat bermanfaatnya media pembelajaran, maka guru harus menguasai berbagai media pembelajaran serta selalu mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas

Guru harus menguasai Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.  (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. They are the information, equipment   and text for instructors that are     required for planning and review  upon training implementation.  Text and training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.   Sedangkan fungsi bahan ajar diantaranya adalah sebagai  pedoman bagi Guru, pedoman bagi Siswa, dan sebagai alat evaluasi. Dengan diberlakukannya KTSP maka besar kemungkinan indicator capaian pembelajaran tiap sekolah akan berbeda, oleh karena itu diperlukan kemampuan guru untuk memilih/membuat bahan ajar yang sesuai dan dapat dipergunakan di sekolahnya masing-masing.

Referensi
Departemen Pendidikan Nasional (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
Joyce B. dan Weil M.(1980). Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Republi Indonesia (2005), Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Setneg.





APA PERBEDAANNYA : MODEL, METODE, STRATEGI, PENDEKATAN DAN TEKNIK PEMBELAJARAN

Pendekatan pembelajarandapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu
 model pembelajaran. pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
H. Agus Maimun. Dosen UIN Malang menulis  Teori pembelajaran adalah fakta, konsep, prinsip, dan prosedur pembelajaran yang telah diuji kebenarannya melalui pendekatan ilmiah (behavioristik, kognitivistik, konstruktivistik, perilaku sosial/social behavior).
Disain pembelajaran adalah upaya untuk merencanakan dan menyusun, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran secara sistematis.
Pendekatan pembelajaran adalah muatan-muatan etis-paedagogis yang menyertai  kegiatan proses pembelajaran yang berisi religius/spiritual, Rasional/intelektual, Emosional, Fungsional, Keteladanan, Pembiasaan, dan Pengalaman.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang digunakan secara sistematis & prosedural dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Contoh  : contextual teaching-learning, Quantum teaching-learning, Active learning, Mastery learning, Discovery-inquiry learning, cooperative Learning dan PAIKEM.
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang berbeda dalam kondisi yang berbeda berdasarkan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan ( Ceramah, tanya jawab, diskusi, dll ).
Model pembelajaran kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (dick & carey, weils, benety, dll)
Kesimpulan.
Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, tehnik dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi model pembelajaran  adalah  pembungkus proses pembelajaran yang didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh  : model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana strategi  pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan, penemuan-penemuan
Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
Sumber:
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar(Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
S. Nasution.Prof. Dr. M.A, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta.
Syaiful Sagala,H. DR. M.Pd, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit ALFABETA, Bandung.
Suyatno, www. Klub guru. Com.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Zainal Aqib Elham Rohmanto,2006, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah,Bandung, Yrama Widya, Bandung.
………………………, 2008, Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/).



NAMA : SANG NYOMAN BANGBANG KUSUMA JAYA NIM    : 834786947 NO. KARYA YANG DIBUAT IDE DAN GAGASAN ...