Jumat, 14 Juni 2019


SOLUSI MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN
Bagaimana meningkatkan profesionalisme guru dari faktor internal khususnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya?. Berikut ini beberapa alternatif yang mungkin dapat dilakukan oleh rekan-rekan guru.
Guru Harus Menguasai Psikologi Pendikan Dan Anak
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar, kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Sedangkan perkembangan siswa ditinjau dari rentang usia SD/MI, sampai dengan SLTA/MA.. Umumnya para ahli perkembangan melihat dari segi aspek perkembangan setiap masa itu mencakup perkembangan; fisik, kognitif (terutama ini), emosi, sosial, moral dan kepribadian.
Pengaruh dari sistem/ aliran psikologi mulai berkurang pada 1930 dan beralih ke teori psikologi,sebab penelitian psikologi terfokus pada masalah proses sentral psikologi, seperti belajar, motivasi, dll. Teori-teori belajar komprehensif menjadi kekuatan baru yang dominan dalam psikologi karena:
  1. Psikologi mengutamakan penelitian dan percobaan-percobaan
  2. Tekanan studi psikologi menggunakan observasi perilaku
  3. Tekanan kepada pentingnya proses belajar
  4. Analisis S -R dalam studi perilaku
  5. Penelitian mengenai belajar merupakan upaya ilmu dasar  bukan sekedar ilmu terapan
Edwin Guthrie: menyatakan bahwa contiguity antara S -R ada dalam proses belajar. Reinforcement merubah kondisi stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah respon lain yang tidak diharapkan. Edward Tolman menyaatakan bahwa : teori behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan kognitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. B.F Skinner : operan conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi reinforcement. Donald Hebb: physiological learning, bahwa didalam belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps, yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat. Sedangkan Jean Piaget berpendapat tentang : teori belajar kognitif, menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual organisma. Mengingat bahwa belajar juga sangat dipengaruhi oleh kondisi dan kestabilan psikolgis anak maka guru harus menguasai tentang psikologi pendidikan dan psiklologi anak, agar dalam proses pembelajaran dapat menyesuakan dengan perkembangan anak di kelasnya.
Guru Harus Menguasai Model-Model Pembelajaran
Apakah Belajar dan Pembelajaran ? Pembelajaran = “instruction”
“…the interaction between a teaching agent and one or more individuals intending to learn” Johnson dalam Oliva (1988:10) “…proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (UU 20/2003 ttg Sisdiknas, Pasal.1 butir 20).
Dalam proses pembelajaran guru harus melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Apa makna pembelajaran yang mendidik dan dialogis? Mendidik adalah mengembangkan kemampuan, membentuk watak, membangun peradaban yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal. 3 UU No. 20 tahun 2003 Ttg Sisdiknas). Dialogis adalah interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk berpatisipasi aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik ( Pasal 19 ayat  (1) PP No. 19 tahun 2005 ttg SNP). Proses pembelajaran sangat kompleks. Kompleksitas setting belajar dalam pembelajaran dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

                                   

Learning, yang berarti belajar atau pembelajaran merupakan aspek yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ( KTSP). Konstruktivis adalah salah satu dasar pengembangan pembelajaran berbasis kompetensi, seperti munculnya berbagai pendekatan pembelajaran (CTL. PMRI, PAKEM, Lifeskill) dan lain-lain. Adapun pengembangan pendekatan pembelajaran akan lebih bermakna apabila di barengi / dikombinasikan dengan model pembelajaran maupun metode pembelajaran.
Guru yang profesional selalu berfikir bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, dalam mengembangkan strategi pembelajaran,  menyesuaikan dengan karakteristik maupun lingkungan belajar siswa. Misalnya siswa sehabis olahraga ataui jam terakhir, guru matematika diharapkan tidak menggunakan model pembelajaran langsung atau metode ceramah dan tanya jawab. siswa yang lelah akan sulit menerima materi melalui metode ceramah dan tanyajawab. Akan lebih tepat kalau guru matematika menggunakan model kooperatif.
Perubahan paradigma pembelajaran dari paradigma mengajar ke paradigma belajar, merupakan salah satu agenda penting dalam keterlaksanaan KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar mengandung makna bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan barunya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan motivasi guru. Oleh karena itu guru harus menguasai model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran tersebut menurut Joyce,B.,Weil,M.(1980), dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
  1. Rumpun model-model pengolahan informasi – Prinsip-prinsip model pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol.  Contoh model ini diantaranya adalah : berpikir induktif, Latihan inkuiri, Pembentukan konsep.
  2. Rumpun model-model pribadi/individual – Prinsip-prinsip model pribadi/individual menekankan pada pengembangan pribadi, menekankan proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, manusia pembuat makna, perhatian pada kehidupan emosional, membantu individu dalam pengembangan hubungan produktif dengan lingkungan, membantu individu untuk melihat dirinya sendiri. Contoh model ini diantaranya adalah : Pengajaran .non direktif, Latihan Kesadaran, Sinektik, System Konseptual, Pertemuan kelas.
  3. Rumpun model-model interaksi sosial – Prinsip-prinsip model Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan masyarakat, fokus pada proses, di mana realitas adalah negosiasi sosial, prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain, demokratis, produktif. Contoh model ini diantaranya adalah : Kerja Kelompok (investigation group), Inkuiri Sosial, Jurisprudental, Role playing, simulasi social.
  4. Rumpun model-model perilaku – Prinsip-prinsip model perilaku didasarkan pada teori perilaku, mementingkan penciptaan lingkungan belajar. Contoh model ini diantaranya adalah : Contingency Management (manajemen dari akibat/hasil perlakuan), Self Control, Stress Reduction (pengurangan stres), Assertive Training (Latihan berekspresi), Desensititation, Direct training.

Selain Model-model tersebut ada pula model-model pembelajaran efektif seperti : examples nonexamples, picture and picture, numbered heads together, cooperative script, kepala bernomor struktur, student teams- achievement divisions (STAD),jigsaw, problem based introduction (PBI), artikulasi, mind mapping, make- a match, think pair and share, role playing, group investigation, talking stick, bertukar pasangan, snowball throwing, student  facilitator and explaining, course review horay, demonstration, explicit instruction dan lain lain. Dan masih banyak lagi model-model pembelajaran yang harus selalu digali oleh guru agar dalam melaksanakan tugasnya menjadi guru yang profesional dan dalam pembelajaran selalu inovatif dan menyenangkan.
Guru Harus Menguasai Media Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan serta minat peserta (siswa) sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang diharapkan. Manfaat media menurut  Kemp dan Dayton: 1985 ádalah:
  1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
  2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
  3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
  4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
  5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
  6. Proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
  7. Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
  8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Sedangkan manfaat praktis media pembelajaran adalah:
  1. Materi abstrak menjadi lebih konkrit
  2. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
  3. Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
  4. Dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
  5. Memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa

Adapun tujuan penggunaan media pembelajaran adalah :
  1. Menghilangkan salah tafsir
  2. Menghindarkan kebosanan
  3. Menarik perhatian dan minat
  4. Mengatasi keterbatasan objek
  5. Memperlancar proses pembelajaran

Adapun jenis-jenis media diantaranya adala :
  1. Media grafis
  2. Media Audio
  3. Media proyeksi diam
  4. Media proyeksi gerak dan audio visual
  5. Multi media
  6. Benda
  7. Alam terbuka
Sedangkan menurut Rudy Bretz :1971, jenis media dibagi menjadi 3 unsur pokok  yaitu suara, visual dan gerak. Sementara itu karakteristik media dibagi menjadi 2 bagian yaitu media yang tidak diproyeksikan seperti media realita, model dan media grafis, dan media yang diproyeksikan seperti media proyeksi, media audio dan media video.
Mengingat sangat bermanfaatnya media pembelajaran, maka guru harus menguasai berbagai media pembelajaran serta selalu mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas

Guru harus menguasai Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.  Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.  (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. They are the information, equipment   and text for instructors that are     required for planning and review  upon training implementation.  Text and training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.   Sedangkan fungsi bahan ajar diantaranya adalah sebagai  pedoman bagi Guru, pedoman bagi Siswa, dan sebagai alat evaluasi. Dengan diberlakukannya KTSP maka besar kemungkinan indicator capaian pembelajaran tiap sekolah akan berbeda, oleh karena itu diperlukan kemampuan guru untuk memilih/membuat bahan ajar yang sesuai dan dapat dipergunakan di sekolahnya masing-masing.

Referensi
Departemen Pendidikan Nasional (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
Joyce B. dan Weil M.(1980). Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Republi Indonesia (2005), Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Setneg.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAMA : SANG NYOMAN BANGBANG KUSUMA JAYA NIM    : 834786947 NO. KARYA YANG DIBUAT IDE DAN GAGASAN ...