SOLUSI MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN
Bagaimana meningkatkan
profesionalisme guru dari faktor internal khususnya dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran di kelasnya?. Berikut ini beberapa alternatif yang
mungkin dapat dilakukan oleh rekan-rekan guru.
Guru Harus Menguasai Psikologi
Pendikan Dan Anak
Belajar adalah proses dimana suatu
aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada situasi yang ditemui, ciri
perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai kecenderungan respon dasar,
kematangan, atau proses tubuh organisma yang bersifat sementara. Sedangkan
perkembangan siswa ditinjau dari rentang usia SD/MI, sampai dengan SLTA/MA..
Umumnya para ahli perkembangan melihat dari segi aspek perkembangan setiap masa
itu mencakup perkembangan; fisik, kognitif (terutama ini), emosi, sosial, moral
dan kepribadian.
Pengaruh dari sistem/ aliran
psikologi mulai berkurang pada 1930 dan beralih ke teori psikologi,sebab
penelitian psikologi terfokus pada masalah proses sentral psikologi, seperti
belajar, motivasi, dll. Teori-teori belajar komprehensif menjadi kekuatan baru
yang dominan dalam psikologi karena:
- Psikologi mengutamakan penelitian dan
percobaan-percobaan
- Tekanan studi psikologi menggunakan observasi perilaku
- Tekanan kepada pentingnya proses belajar
- Analisis S -R dalam studi perilaku
- Penelitian mengenai belajar merupakan upaya ilmu
dasar bukan sekedar ilmu terapan
Edwin Guthrie: menyatakan bahwa
contiguity antara S -R ada dalam proses belajar. Reinforcement merubah kondisi
stimulus sehingga memunculkan respon tertentu yang diharapkan dan mencegah
respon lain yang tidak diharapkan. Edward Tolman menyaatakan bahwa : teori
behaviorisme purposif, yang mencakup segi positif dari konsep behavioristik dan
kognitif. Tolman berpendapat bahwa melalui perilaku bertujuan, proses belajar
bukanlah sesuatu situasi yang dapat diamati semuanya, tetapi proses nyata dari
belajar terdiri dari operasi kognitif yang terpusat. B.F Skinner : operan
conditioning, perilaku dapat dimanipulasi dengan mengelola kondisi
reinforcement. Donald Hebb: physiological learning, bahwa didalam
belajar terdapat proses perubahan elektrokimia didalam satu atau lebih sinaps,
yang berada diantara axon dan dendrit yang dikendalikan oleh sistem syaraf
pusat. Sedangkan Jean Piaget berpendapat tentang : teori belajar kognitif,
menekankan pentingnya interaksi antara pertumbuhan fisik dan perkembangan
intelektual organisma. Mengingat bahwa belajar juga sangat dipengaruhi oleh
kondisi dan kestabilan psikolgis anak maka guru harus menguasai tentang
psikologi pendidikan dan psiklologi anak, agar dalam proses pembelajaran dapat
menyesuakan dengan perkembangan anak di kelasnya.
Guru Harus Menguasai Model-Model
Pembelajaran
Apakah Belajar dan Pembelajaran ?
Pembelajaran = “instruction”
“…the interaction between a teaching
agent and one or more individuals intending to learn” Johnson dalam Oliva
(1988:10) “…proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar” (UU 20/2003 ttg Sisdiknas, Pasal.1 butir 20).
Dalam proses pembelajaran guru harus
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Apa makna pembelajaran
yang mendidik dan dialogis? Mendidik adalah mengembangkan kemampuan, membentuk
watak, membangun peradaban yang bermartabat, mencerdaskan kehidupan bangsa
(Pasal. 3 UU No. 20 tahun 2003 Ttg Sisdiknas). Dialogis adalah interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk berpatisipasi aktif,
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (
Pasal 19 ayat (1) PP No. 19 tahun 2005 ttg SNP). Proses
pembelajaran sangat kompleks. Kompleksitas setting belajar dalam pembelajaran
dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Learning, yang berarti belajar atau pembelajaran merupakan aspek
yang sangat penting dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi ( KTSP).
Konstruktivis adalah salah satu dasar pengembangan pembelajaran berbasis
kompetensi, seperti munculnya berbagai pendekatan pembelajaran (CTL. PMRI,
PAKEM, Lifeskill) dan lain-lain. Adapun pengembangan pendekatan pembelajaran
akan lebih bermakna apabila di barengi / dikombinasikan dengan model
pembelajaran maupun metode pembelajaran.
Guru yang profesional selalu
berfikir bagaimana mengembangkan strategi pembelajaran di kelas, dalam
mengembangkan strategi pembelajaran, menyesuaikan dengan karakteristik
maupun lingkungan belajar siswa. Misalnya siswa sehabis olahraga ataui jam
terakhir, guru matematika diharapkan tidak menggunakan model pembelajaran
langsung atau metode ceramah dan tanya jawab. siswa yang lelah akan sulit
menerima materi melalui metode ceramah dan tanyajawab. Akan lebih tepat kalau
guru matematika menggunakan model kooperatif.
Perubahan paradigma pembelajaran
dari paradigma mengajar ke paradigma belajar, merupakan salah satu agenda
penting dalam keterlaksanaan KTSP yang berbasis kompetensi. Paradigma belajar
mengandung makna bahwa siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuan
barunya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam hal ini fungsi guru
sebagai fasilitator dan motivator, guru mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsep baru yang dipelajari dengan
motivasi guru. Oleh karena itu guru harus menguasai model-model pembelajaran.
Model-model pembelajaran tersebut
menurut Joyce,B.,Weil,M.(1980), dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:
- Rumpun model-model pengolahan informasi –
Prinsip-prinsip model pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada
cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasi data, data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan
masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Contoh model ini diantaranya
adalah : berpikir induktif, Latihan inkuiri, Pembentukan konsep.
- Rumpun model-model pribadi/individual – Prinsip-prinsip
model pribadi/individual menekankan pada pengembangan pribadi, menekankan
proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita,
manusia pembuat makna, perhatian pada kehidupan emosional, membantu
individu dalam pengembangan hubungan produktif dengan lingkungan, membantu
individu untuk melihat dirinya sendiri. Contoh model ini diantaranya
adalah : Pengajaran .non direktif, Latihan Kesadaran, Sinektik,
System Konseptual, Pertemuan kelas.
- Rumpun model-model interaksi sosial – Prinsip-prinsip
model Interaksi sosial menekankan pada hubungan individu dengan
masyarakat, fokus pada proses, di mana realitas adalah negosiasi sosial,
prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan
orang lain, demokratis, produktif. Contoh model ini diantaranya adalah : Kerja
Kelompok (investigation group), Inkuiri Sosial, Jurisprudental, Role
playing, simulasi social.
- Rumpun model-model perilaku – Prinsip-prinsip model
perilaku didasarkan pada teori perilaku, mementingkan penciptaan
lingkungan belajar. Contoh model ini diantaranya adalah : Contingency
Management (manajemen dari akibat/hasil perlakuan), Self Control, Stress
Reduction (pengurangan stres), Assertive Training (Latihan berekspresi),
Desensititation, Direct training.
Selain Model-model tersebut ada pula
model-model pembelajaran efektif seperti : examples nonexamples, picture and
picture, numbered heads together, cooperative script, kepala bernomor struktur,
student teams- achievement divisions (STAD),jigsaw, problem based introduction
(PBI), artikulasi, mind mapping, make- a match, think pair and share, role playing,
group investigation, talking stick, bertukar pasangan, snowball throwing,
student facilitator and explaining, course review horay, demonstration,
explicit instruction dan lain lain. Dan masih banyak lagi model-model
pembelajaran yang harus selalu digali oleh guru agar dalam melaksanakan
tugasnya menjadi guru yang profesional dan dalam pembelajaran selalu inovatif
dan menyenangkan.
Guru Harus Menguasai Media
Pembelajaran
Media Pembelajaran adalah Segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada
penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiaan serta minat
peserta (siswa) sedemikian rupa agar terjadi proses belajar yang diharapkan.
Manfaat media menurut Kemp dan Dayton: 1985 ádalah:
- Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
- Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
- Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
- Efisiensi dalam waktu dan tenaga
- Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
- Proses belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
- Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar
- Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan
produktif
Sedangkan manfaat praktis media
pembelajaran adalah:
- Materi abstrak menjadi lebih konkrit
- Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
- Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
- Dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau
peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas
- Memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada
diri siswa
Adapun tujuan penggunaan media
pembelajaran adalah :
- Menghilangkan salah tafsir
- Menghindarkan kebosanan
- Menarik perhatian dan minat
- Mengatasi keterbatasan objek
- Memperlancar proses pembelajaran
Adapun jenis-jenis media diantaranya
adala :
- Media grafis
- Media Audio
- Media proyeksi diam
- Media proyeksi gerak dan audio visual
- Multi media
- Benda
- Alam terbuka
Sedangkan menurut Rudy Bretz :1971,
jenis media dibagi menjadi 3 unsur pokok yaitu suara, visual dan
gerak. Sementara itu karakteristik media dibagi menjadi 2 bagian yaitu
media yang tidak diproyeksikan seperti media realita, model dan media grafis,
dan media yang diproyeksikan seperti media proyeksi, media audio dan media
video.
Mengingat sangat bermanfaatnya media
pembelajaran, maka guru harus menguasai berbagai media pembelajaran serta
selalu mengembangkan dan menggunakannya dalam pembelajaran di kelas
Guru harus menguasai Bahan ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education
Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
Bahan ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. They are the information, equipment
and text for instructors that are required for planning
and review upon training implementation. Text and training
equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site). Bahan
ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar. Sedangkan fungsi bahan ajar diantaranya adalah
sebagai pedoman bagi Guru, pedoman bagi Siswa, dan sebagai alat evaluasi.
Dengan diberlakukannya KTSP maka besar kemungkinan indicator capaian
pembelajaran tiap sekolah akan berbeda, oleh karena itu diperlukan kemampuan
guru untuk memilih/membuat bahan ajar yang sesuai dan dapat dipergunakan di
sekolahnya masing-masing.
Referensi
Departemen Pendidikan Nasional
(2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, Jakarta: Balai
Pustaka.
Joyce B. dan Weil M.(1980).
Models of Teaching. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Republi Indonesia (2005), Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2003).
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Setneg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar