Jumat, 14 Juni 2019


PERMASALAHAN PEMBELAJARAN NON EKSAK DAN RANCANGAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    WACANA KASUS
Saya seorang guru  kelas  5 SDN 7 Gegelang  di ,Kecamatan Manggis ,Kabuapten Karangasem, mempunyai siswa berjumlah  15 orang ,yang terdiri dari  7 anak perempuan dan 8 orang anak laki-laki. Dari lima belas siswa  siswa tersebut  tidak semua  siswa memiliki  kemampuan yang sama  dalam belajar. Mereka mempunyai  minat,bakat dan karakter yang berbeda baik dalam  kelas maupun  di luar. Dari lima belas siswa tersebut , 10 siswa  sudah lancer membaca dan menulis,  2 siswa masih mengeja, dan 3 siswa  belum bisa membaca.
Suatu hari saya ( guru)  mengajar Bahasa Indonesia  tentang Jenis-jenis puisi lama  dan khusus tehnik  Menulis Pantun , saya langsung menjelaskan  dan memberikan contoh  di papan tulis dan Tanya jawab secara klasikal tentang pantun  .  Pada saat saya ( guru ) menjelaskan , dari lima belas siswa  ada sebagian besar siswa tidak memperhatikan saya menjelaskan, Kebanyakan siswa bermain cubit-cubitan tangan  di belakang, ada yang mengganggu teman menyembunyikan buku teman sebangkunya ,ada yang mencoret bangku , ada yang mengobrol dengan bebisik-bisik dengan teman sebangkunya. Sebagian kecil siswa yang memperhatikan guru menjelaskan .
Setelah selesai  menjelaskan  saya ( guru ) bertanya kepada siswa,” Apakah anak-anak  sudah faham dan mengerti  materi yang Bapak jelaskan? “   Anak-anak menjawab seretak ,” Sudah  Pak! “ Setelah itu  langsung saya ( guru )  menyuruh  anak-anak mengerjakan soal-soal  yang ada di buku paket  Matematikanya.  Setelah selesai  pekerjaan mereka  saya (guru)  memeriksa dan menilai hasilnya  namun sangat mengecewakan  ,karena hanya satu orang  siswa yang dapat menjawab  soal tersebut dari lima belas  anak yang ada.
Pada pertemuan ke dua ,Saya (guru)  merubah  cara  mengajarnya , Saya ( guru)  menyiapkan alat-alat peraga buah semangka , pertama saya  melakukan apersepsi  kemudian  menyampaikan tujuan   pembelajaran  yang ingin dicapai ,kemudian  saya (guru)  mengulangi   menjelaskan  materi menulis pantun  dari pengenalan ciri-ciri pantun ,kemudian memberikan contoh  pantun sederhana .   Kemudian  melatih membuat pantun  ke siswa ,namun pembelajaran  masih dirasakan  belum adanya peningkatan hasil yang  signifikan dan efektifitas siwa belajar.

B.       I.  Identifikasi permasalahan
1.      Guru mengajar Bahasa Indonesia dimana penjelasannya terlalu cepat.
2.      Dalam  kegiatan inti guru   hanya  menggunakan metode ceramah dan terlalu cepat  kemudian  langsung menugaskan siswa untuk  membuat sebuah pantun  seperti contoh  dalam buku paket, tanpa memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi tersebut.
3.      Dari pemeriksaan terhadap tugas membuat pantun ke  siswa didapat hasil yang mengecewakan karena hanya 2 anak yang dapat memjawab dari 15  anak dalam kelas.
4.      Guru tidak menggunakan alat peraga untuk memancing perhatian siswa
5.      Adanya kendala 5 orang siswa  yang belum lancer membaca dan menulis.
6.      Pembelajaran di kelas masih dirasakan belum adanya peningkatan hasil dan efektifitas siswa.
II.  Rumusan permasalahan
1.      Apa sebab siswa tidak   focus pada pembelajaran  Bahasa Indonesia khusus menulis   pantun
2.      Mengapa prosedur pembelajaran yang dilakukan guru kelas 5 tidak memberikan hasil yang memuaskan?
III.   Analisis   Penyebab permasalahan
1.      Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didukung strategi pembelajaran yang lain dan tanpa alat bantu mengajar yang bervariasi.
2.      Pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa
IV.   Alasan  Rancangan  Perbaikan  yang dipilih
Pemecahan masalah didasari permasalahan yang dimunculkan, yaitu:.
1.       Guru harus cermat dalam memilih metode yang akan digunakan dalam pembelajaran, disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan materi yang akan disampaikan.
2.      Dengan memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses pembelajaran,  ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar siswa. Dalam memilih media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
3.      Dalam kegiatan pembelajaran para siswa hendaknya diberi kesempatan untuk menggali ide-idenya menurut kemampuannya. Manusia dilahirkan sebagai pencari, pemroses dan pencipta pengetahuan. Kegiatan pembelajaran yang memberi latihan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah dari cerita yang dibacanya para siswa mempunyai kemampuan untuk memprediksi cara mengatasi masalah yang akan datang serta tanggap terhadap masalah yang terjadi.



V.        Rancangan  Perbaikan Pembelajaran
Dalam menulis sebuah pantun, seorang penulis harus mampu mengembangkan imajinasi dan idenya. Seorang penulis harus terampil dan peka terhadap keadaan sekitar, karena dengan melihat keadaan sekitar penulis bisa mengoptimalkan imajinasi dan ide yang dimiliki. Hamalik (2010:170) menyatakan bahwa siswa adalah suatu organisme yang hidup, didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri.
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, serta dapat melatih siswa untuk menyelesaikan masalah. Suprijono (2012:91) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, sesuai dengan namanya “Thinking” pembelajaran ini di awali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk  dipikirkan oleh peserta didik.
           Model  pembelajaran.  Model Pembelajaran Think Pair Share
Frank Lyman (dalam Trianto 2011:61) menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Sesuai dengan namanya “Thinking” pembelajaran ini di awali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan jawabanya. Selanjutnya “Pairing” pada tahap ini guru meminta peserta didik untuk berpasang-pasangan, kemudian memberi kesempatan kepada pasangan-pasangan itu untuk berdiskusi. Pada kegiatan diskusi diharapkan dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkanya melalui intersubjektif (mengungkapkan jawaban masing-masing individu) dengan pasanganya. Hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas, tahap ini dikenal dengan “Sharing”. Dengan berbagi jawaban (share) diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong suasana kelompok aktif

Kelebihan model pembelajaran think pair share adalah:
1.      Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran
2.      Melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
3.      Interaksi siswa mudah terjadi dan saling aktif
4.      Lebih cepat membentuk kelompoknya karena berpasangan
5.      Timbul Rasa  percaya diri kepada siswa
6.      Melatih siswa untuk berbicara di depan umum

Kekurangan model pembelajaran think pair share adalah:
1.      Banyak kelompok yang perlu diawasi guru
2.      Ide yang dihasilkan siswa lebih sedikit karena  hanya berpasangan
3.      Bergantungnya siswa pada pasangannya
4.      Kalau ada perselisihan yang tidak mau mengalah tidak ada penengahnya
Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui satu hubungan yang  urut dan teratur. Mula-mula manusia belajar keterampilan menyimak bahasa, kemudian berbicara, membaca dan yang terakhir belajar keterampilan menulis.  Sebagai satu jenis keterampilan, menulis hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Keterampilan menulis akan meningkat jika semakin sering praktik dan belajar menulis.
Menulis memiliki banyak definisi berdasarkan berbagai sudut pandang. Secara sederhana, menulis diartikan sebagai proses menghasilkan bunyi.
Pengertian menulis secara lebih kompleks disampaikan oleh Saleh Abbas (2006: 125) yang menyatakan kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis. Untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang kita miliki perlu sebuah  media dalam pembelajaran

Pengertian Media Pembelajaran
    Nana Sudjana (2009: 1) mengartikan media pengajaran sebagai alat. Bantu pengajaran. Sedangkan Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad, 2009: 4) menyatakan media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan   siswa yang dapat merangsang  siswa untuk belajar. Rudi Susilana (2009: 6) memberikan batasan bahwa (a) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c) tujuan yang ingin dicapai ialah   proses pembelajaran. Azhar Arsyad (2009: 81) mengelompokkan media menjadi lima jenis yaitu:
1) media berbasis manusia, misalnya guru, instruktur, tutor, main peran.
2) media berbasis cetakan, misalnya buku, penuntun dan buku 
    kerja/latihan.
3) media berbasis visual, misalnya buku, chart, grafik, peta dan gambar.
4) media berbasis audio-visual, misalnya video, film dan televisi.
5) media berbasis komputer dengan komputer dan video interaktif. ( Power Point )

1.      Pengertian Media Power Point
Hamalik (2008) menyebutkan bahwa jenis teknologi yang digunakan dalam pengajaran terdiri dari media audiovisual (film, filmstrip, televisi, dan kaset video) dan komputer. Media komputer adalah salah satu media interaktif yang memiliki peran utama untuk memproses informasi secara cermat, cepat dan dengan hasil yang akurat. Sebagai sebuah media pembelajaran komputer dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tertentu. Selain itu, komputer sendiri dapat berfungsi sebagai salah satu sumber informasi, dengan demikian dapat menjadi sumber belajar bagi seorang siswa beberapa bagian utama dalam pembelajaran yang menggunakan media komputer.
Daryanto (2006:31) mengatakan stand alone adalah pola penyajian Microsoft Office Power Point yang dirancang khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif. Setiap siswa dapat mempelajari materi pelajaran secara individual. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga penggunaan Microsoft Office Power Point dengan pola penyajian stand alone diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.      Kelebihan dan Kekurangan Media Power Point
Menurut Sanaky(2009), Microsoft powerpoint memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan adalah sebagai berikut:
1.      Kelebihan microsoft powerpoint antara lain:
Keunggulan/ kelebihan power point yaitu salah satu fitur menyediakan kemampuan untuk membuat presentasi yang meliputi musik yang memainkan seluruh presentasi atau efek suara untuk slide tertentu. Selain kemampuan untuk menambahkan file suara, presentasi dapat dirancang untuk berjalan, seperti film, sendiri. PowerPoint memungkinkan pengguna untuk merekam slide show dengan narasi dan laser pointer. Pengguna dapat menyesuaikan tampilan slide untuk menampilkan slide dalam urutan yang berbeda dari awalnya dirancang dan memiliki slide muncul beberapa kali. Microsoft juga menawarkan kemampuan untuk menyiarkan presentasi untuk pengguna tertentu melalui link dan Windows Live. Dan kelebihan yang lain dari power point adalah sebagai berikut.
1.      Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas
2.      Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons siswa
3.      Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan
4.      Dapat menyajikan berbagai kombinasi clipart, picture, warna, animasi dan suara sehingga membuat siswa lebih tertarik
5.      Dapat dipergunakan berulang-ulang

1.      Kelemahan diantaranya adalah:
2.      Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah dapat memiliki
3.      Tidak semua  materi  dapat  disajikan  dengan  menggunakan powerpoint
4.      Membutuhkan keterampilan  khusus  untuk  menuangkan  pesan atau  ide-ide  yang  baik  pada  desain  program  komputer microsoft  powerpoint  sehingga  mudah  dicerna  oleh  penerima pesan
5.      Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknik-teknik penyajian (animasi) yang kompleks.


Secara sederhana langkah –langkah  Pembelajaran Think Pair Share
1.       Guru   menyiapkan   media  pembelajaran   berupa   Powerpoint   guna  menunjang 
2.        pembelajaran   (Eksplorasi).Siswa mengamati bagaimana cara membuat/ menulis 
pantun dengan  contoh yang diperlihatkan guru pada Powerpoint (Eksplorasi).
3.      Siswa   melengkapi / menyempurnakan  contoh  pantun   yang diperlihatkan  guru 
pada Powerpoint  (Eksplorasi).
4.      Guru menunjuk salah satu siswa untuk mencoba  melengkapi pantun    tersebut (Eksplorasi).
5.       Siswa yang lain memperhatikan dan berpikir mengenai jawaban yang tepat   untuk   
melengkapi pantun tersebut   (Eksplorasi).
6.       Guru mulai menjelaskan tantang materi pantun, ciri-ciri pantun dan cara membuat / menulis pantun (Elaborasi).
7.       Guru  memberikan  tugas  kepada  siswa  untuk  belajar  membuat  dan menulis pantun 
sendiri dengan tema “persahabatan” (Elaborasi).
8.       Siswa  diminta  untuk  berpikir  (Think)  tentang  topik  materi  atau permasalahan yang 
disampaikan guru secara individual, dibantu oleh     guru dengan memberikan 
pancingan pertanyaan. (Elaborasi).
9.       Siswa berapasangan (Pair) dengan teman sebelahnya atau membentuk  kelompok yang 
beranggotakan 2 orang (Elaborasi).
10.   Siswa mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya  tadi pada teman 
sekelompok (Elaborasi).
11.   Siswa diberi waktu mengerjakan tugas selama 15 menit (Elaborasi).
12.   Guru   memimpin   pleno   kecil   diskusi,   tiap   kelompok   pasangan  mengemukakan
   hasil   diskusinya   untuk   berbagi   jawaban   (share)   dengan seluruh siswa   dikelas
 (Elaborasi).
13.   Guru  bersama  siswa  mengevaluasi  pekerjaan  masing-masing  kelompok mengenai
 pantun yang sudah dibuat (Konfirmasi).
14.   Guru  bersama  siswa  bertanya  jawab  dan  meluruskan  kesalahan  Pemahaman  dalam 
         kegiatan   menulis  pantun  yang   dilakukan  (Konfirmasi).
15.   Guru memberi penguatan dan komentar positif pada siswa/kelompok  dengan kinerja
 terbaik (Konfirmasi).
16.   Guru  memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk  bertanya  kembali   mengenai materi  pembelajaran yang belum paham (Konfirmasi).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NAMA : SANG NYOMAN BANGBANG KUSUMA JAYA NIM    : 834786947 NO. KARYA YANG DIBUAT IDE DAN GAGASAN ...