A.
MENGIDENTIFIKASI
KASUS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DARI KASUS TERSEBUT
B. WACANA
KASUS
Seorang
guru kelas 1 mengajar di SDN 7 Gegelang yang beralamat di Br.Bukit Abah, Desa Gegelang, Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem
mempunyai siswa berjumlah 10 orang,
terdiri dari 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dari kesepuluh siswa
kelas 1 tersebut tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam
belajar,mereka mempunyai bakat, minat, dan karakter yang berbeda baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Dari sepuluh siswa tersebut , 7 siswa sudah lancar membaca dan menulis,2
siswa masih membaca mengeja,dan 1 siswa belum bisa membaca. Suatu hari guru
mengajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan, guru langsung
menjelaskan dan memberikan contoh dipapan tulis. Saat guru menjelaskan, dari
sepuluh siswa ada yang mengganggu teman sebangkunya, ada yang fokus
mendengarkan penjelasan dari guru Setelah selesai menjelaskan guru bertanya
kepada siswa ‘apakah anak-anak sudah paham yang ibu jelaskan? Anak-anak
menjawab’ sudah bu’..., setelah itu langsung menyuruh anak-anak mengerjakan
soal yang ada di buku paket, setelah pekerjaaan selesai dan diperiksa hasilnya
sangat mengecewakan, karena hanya 1 anak yang dapat menjawab dari 10 anak dalam
kelas.
C. Identifikasi
permasalahan
1. Guru
mengajar matematika dengan materi penjumlahan dan pengurangan
2. Guru
tidak melakukan apersepsi dan kegiatan awal pembelajaran
3. Guru
tidak menggunakan media/ alat peraga dalam pembelajaran
4. Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi
penjumlhan dan pengurangan langsung memberi contoh di papan.
5. Dari
pemeriksaan terhadap lembar kerja siswa didapat hasil yang mengecewakan karena
hanya 1 anak yang dapat memjawab dari 10 anak dalam kelas.
D. Rumusan
permasalahan
1. Mengapa
prosedur pembelajaran yang dilakukan guru kelas 1 tidak memberikan hasil yang
memuaskan?
E. Penyebab
permsalahan
1. Guru
tidak melakukan apersepsi dengan baik, tidak menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai siswa, serta tidak memfokuskan perhatian siswa.
2. Guru
tidak menggunakan media/ alat peraga pembelajaran
F. Alternatif permasalahan
Pemecahan masalah didasari permasalahan
yang dimunculkan, yaitu:
1. Guru
harusnya melakukan apersepsi dengan baik, dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, serta memfokuskan perhatian siswa.
2.
Guru harus cermat dalam memilih media yang
akan digunakan dalam pembelajaran, disesuaikan dengan karakteristik siswa,
lingkungan, dan materi yang akan disampaikan.
3.
Dengan
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses pembelajaran, ketepatan pemilihan media dan metode
pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar
siswa. Dalam memilih
media, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi masing-masing.
Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. bagaimana guru dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi,
penjelasan pesan dan karakteristik siswa.
Dalam
proses pembelajaran media mempunyai arti yang cukup penting karena dalam
kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan dapat disederhanakan dan
keabstrakan dapat di konkritkan dengan adanya media. Salah satu media yang
dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah kartu bilangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Santoso, 2003: 392) definisi dari kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi
panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan
bilangan merupakan banyaknya benda, jumlah, ide yang bersifat abstrak yang
bukan simbol atau lambang, yang memberikan keterangan mengenai banyaknya
anggota himpunan. Dalam hal ini yang dimaksud kartu bilangan adalah kertas
persegi panjang yang tebal digunakan untuk berbagai keperluan dalam pembelajaran
matematika dengan permukaan bertuliskan bilangan cacah mulai dari bilangan 1,
2, 3, 4, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar